Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault menyepatkan diri menyambangi Masjid Jami' Keramat di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (29/4). Kedatangannya sebagai bentuk rasa empati kepada masyarakat kawasan Pasar Ikan, RW 4 yang rumahnya dibongkar pemerintah pada Senin (11/4), lalu.
"Jadi beginilah, kita kan mencari pemimpin bukan penguasa. Masa penguasa
mentang-mentang bisa (bongkar), jangan dibiarkan terus menerus begini,"
kata dia, Jumat (29/4).
Adhyaksa perihatin karena melihat banyaknya warga korban penggusuran
yang masih terlantar di Kawasan Pasar Ikan. Sehingga dia menekankan
Pemerintah DKI yang telah melakukan penggusuran ini agar segera
mencarikan solusinya.
"Jadi berpikir itu secara komperhensif intergal, jangan tiba-tiba sana sini bongkar," tegas dia.
Dia mengangap pembongkaran warga Kawasan Pasar Ikan bukanlah solusi.
Sebab, Adhyaksa melihat mereka sebagai manusia dan tidak sedikit
anak-anak yang berada di lokasi pengungsian. Para pengungsi yang masih
bertahan di lokasi ada 385 KK, 120 anak SD, 40 SMP, dan 50 orang lanjut
usia.
"Cobalah imperhansif, jangan dengan kata-kata yang lebih menyakitkan
lagi. Nanti juga kapok sendiri. Itu enggak bagus lah kata-kata itu
sebagai pemimpin," terang dia.
Dia menegaskan, mereka membutuhkan pemimpin bukan penguasa, dan
seharusnya pemimpin berkata dengan hati nurani masyarakat. Sebelum
melakukan tindakan, seharusnya Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok melakukan komunikasi.


