Berita Crot
Popi Enjelina Tasya br Sembiring (17) warga jalan Jati Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Tanjungbalai mengaku bayi perempuannya diduga telah dijual oleh oknum bidan berinisial L br S, dan hingga saat ini dirinya tidak tahu di mana keberadaan anaknya. Namun menurut pengakuan si bidan, anak mereka berada di Berastagi.
Popi Enjelina Tasya br Sembiring didampingi suami Fernando Siallagan menuturkan awal kejadian sekitar dua bulan lalu. Waktu itu korban hendak melahirkan lalu pergi ke praktik bersalin bidan L br S di Jalan Arteri, Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjungbalai.
Karena tidak bisa dengan persalinan normal, maka Popi dirujuk ke RSUD Kota Tanjungbalai untuk dilakukan tindakan operasi menggunakan biaya BPJS. Setelah operasi, korban dirawat selama empat hari dan selanjutnya pulang ke rumahnya di Jalan Arteri
Sesampainya di sana, bidan L br S datang dan meminta uang tebusan perawatan dan persalinan sebesar Rp30 juta. Karena Popi tidak memiliki uang, oknum bidan membawa paksa anak sebagai jaminan sampai korban memiliki uang.
“Bidan itu bilang kalau mau melihat anak saya, saya disuruh datang ke prakteknya,” kata Popi.
Tiga hari kemudian Popi datang dan hendak melihat anaknya, tapi ternyata sang buah hati tidak lagi berada di sana. Bidan mengatakan sudah menitipkan anak tersebut kepada seseorang dan boleh mengambilnya jika sudah membawa tebusan. Popi lalu meminta agar nominal uangnya dikurangi, hingga bidan setuju dibayar sebesar Rp13 juta. Beberapa hari kemudian, suami korban pulang dari laut dan mengutang uang kepada orang lain sehingga bisa mendapatkan uang sebesar yang diminta bidan tersebut.
Saat disambangi ke prakteknya, keluarga Popi yang datang tidak diterima dengan baik malah dimaki dengan kata tidak senonoh. Parahnya, sang anak yang akan dijemput ternyata tidak berada di sana. “Anakmu sudah di Berastagi,” kata Popi menirukan ucapan bidan tersebut.
Atas hal itu, Popi melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres Tanjungbalai didampingi LSM Pemberani. Ketua LSM Pemberani, Edward Sihotang mengaku prihatin dengan apa yang dialami Popi dan keluarganya. “Kami laporkan dua bulan lalu, tetapi sayang sampai saat ini tersangka belum ditangkap. Informasi kami dengar, ada keterlibatan seorang oknum ibu Bhayangkari, sehingga kasus perdagangan anak ini terkesan diacuhkan,” kata Edward.
Dalam kesempatan itu, Popi dan suami didampingi Edward berharap agar anaknya segera ditemukan. Sementara pelakunya dihukum sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku.
Saat hal ini coba dikonfirmasi kepada bidan L br S, ternyata L br S tidak berhasil ditemui. Menurut seorang tetangga bidan tersebut, oknum bidan itu sedang tidak buka praktik dan kemungkinan sedang keluar karena tempat praktiknya tampak tertutup.
Terpisah Kapolres Tanjungbalai, AKBP Ayep Wahyu Gunawan dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim, AKP Revi Nurvelani didampingi Kasubbag Humas AKP Y Sinulingga mengatakan kasus tersebut masih dalam penyelidikan.

REFFERAL 1.5 UP TO 4%
ayo buruan discount besar besaran
2D: 29%
3D: 59%
4D: 66%

